Selasa, 20 Oktober 2009

Cerita tentang Tradisi Minum Teh dan Latar Belakang Perdagangannya.



Ini adalah salah satu dari banyak cerita tentang tradisi minum teh.

Kira kira 5000 tahun yang lalu seorang Kaisar di Negeri Cina memiliki kebiasaan yang baik yaitu meminum air yang direbus terlebih dahulu. Suatu hari, beberapa daun daun yang sebelumnya telah terbakar oleh api yang memanaskan air, dan tersasar masuk kedalam air. Daun ini memberikan aroma dan cita rasa yang membuat Kaisar merasa lebih bersemangat. Sejak itu, kaisar selalu menambahkan beberapa lembar dari tanaman teh liar tersebut.

Memang terdengar seperti dongeng. Secara fakta, kebiasaan minum the telah tercatat secara luas di Cina pada abad ke 6. Sebuah tulisan tentang teh telah ada pada abad ke 8, berjudul Cha Ching. Pada masa tersebut minum teh telah menjadi tradisi di China.

Di Jepang kemudian berkembang tradisi minum teh setelah Kaisar Shomu pada tahuin 729 Masehi mengundang 100 orang Biksu Buddha ke istana dan setelah itu kebiasaan minum the yang disebut Cha-no-yu, yang merupakan upacara panjang dan penuh detail mulai menyebar. Peralatan minum teh dan persiapan tamu dan tuan rumah menjadi sangat penting dan menjadikan upacara minum teh masih tetap dipertahankan sebagai tradisi hingga saat ini.

Di Eropa, kegiatan minum teh mulai terdengar, di mulai di Inggris dan kemudian ke Belanda, dan kegiatan perdagangan menjadi aktif sejak tahun 1610. Awalnya dianggap sebagai herbal yang memiliki khasiat obat, dan selanjutnya berkembang menjadi minuman semua kalangan. Aneka teh diimpor dari Cina berikut peralatan-peralatannya (poci dan teko keramik). Sejalan dengan perkembangan tradisi minum teh berkembang, industry perlatan minum teh juga berkembang. Set perlengkapan minum teh menjadi beraneka ragam desain dan bentuknya, dari yang tradisional hingga modern.

Pada tahung 1823, sejenis the liar ditemukan di Assam India, dan kemudian dikembangkan di India dan Sri Langka dan menjadikan kedua negeri ini sebagai produsen teh utama di dunia.

Kebiasaan meminum teh di Indonesia diyakini sejak para pendatang dari China memasuki Nusantara. Budidaya teh dimulai sejak zaman Belanda 2 abad yang silam. Kini Indonesia menjadi salah satu produsen teh utama di dunia, lewat perkebunan-perkebunan yang dikelola oleh beberapa PTP.

Di Indonesia , minum teh secara merata telah menjadi kebiasaan ketika tamu datang, atau pada saat sarapan, makan siang atau malam. Teh manis, es teh manis, dan teh tawar merupakan istilah umum di Jawa. Di Sumatera utara, ada istilah the tong, yaitu tanpa gula yang disajikan. Di Sumatera, teh dengan aroma mawar lebih digemari dari pada aroma melati yang lebih umum di Jawa.


Walaupun upacara minum yang sifatnya seremonial bukanlah hal yang penting bagi masyarakat Indonesia, sudah saatnya kita memberikan perhatian yang lebih detail Karen sehingga apresiasi terhadap teh yang merupakan produksi pertanian bangsa kita, bisa lebih ditingkatkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar